(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Adakah ibadah yang bernilai lebih dari dunia dan seisinya?
Andaikan seseorang yang telah meninggal dunia diizinkan kembali lagi ke dunia, dan ia telah mengetahui besarnya pahala salat sunnah dua rakaat. Ia pasti memilih untuk mengerjakan salat dua rakaat tersebut daripada iming-iming mendapatkan dunia dan seluruh isinya yang gemerlapan.
Dari Abu Hurairah ra., Sesungguhnya Rasulullah saw. melewati sebuah kubur lalu bertanya, “Siapa penghuni kubur ini?” Para sahabat menjawab, “Fulan.” Nabi bersabda, “Dua rakaat (salat) lebih ia sukai dari sisa dunia kalian.” (HR Tabrani)
Yang manakah itu?
Dari Aisyah, “Dua rakaat Fajar (salat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia dan seluruh isinya.” (HR Muslim)
Demikian juga dengan dua rakaat Qiyamul Lail atau salat malam. Nilainya lebih berharga dari seluruh harta dan kenikmatan dunia lainnya. Padahal, ibadah tersebut terbilang sangat mudah. Hanya dua rakaat salat. Bagi orang awam, hanya dibutuhkan waktu singkat dan sedikit tenaga untuk mengerjakannya.
Apakah yang Allah ingin ingatkan pada hamba-Nya? Tak lain adalah keutamaan akhirat dibandingkan dunia. Karena semua keindahan di dunia hakikatnya adalah fana. Semua akan sirna. Sedangkan akhirat, kenikmatan surga yang dijanjikan Allah Swt. bagi umat bertakwa bersifat kekal.
Seorang muslim atau muslimah yang berakal tentu menginginkan surga sebagai tempat tinggalnya kelak. Karena itu, ketakwaan seharusnya mampu membawanya pada kebaikan. Ia tidak disibukkan dengan urusan dunia selama 24 jam nonstop karena tidak bisa ditipu oleh keindahan dunia.
Ia menyadari bahwa harta dan kenikmatan yang ada di kanan, kiri, depan, dan belakangnya adalah fatamorgana yang sengaja disodorkan setan.
Ketika seorang muslim dan muslimah mengejar akhirat dalam kesehariannya, maka ia akan mendapatkan akhirat dan dunia. Namun bila hanya mementingkan dunia, maka ia hanya akan beroleh kesenangan di dunia.
Allah berfirman, “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal…” (QS An-Nahl: 96).
Muslimah Indonesia yang senantiasa berhijab, apakah kita rela menukar pahala salat sunnah dua rakaat dengan kemewahan dunia dan isinya? Biarkan keimanan kita yang menjawabnya
Sumber : muslimah.co.id
Andaikan seseorang yang telah meninggal dunia diizinkan kembali lagi ke dunia, dan ia telah mengetahui besarnya pahala salat sunnah dua rakaat. Ia pasti memilih untuk mengerjakan salat dua rakaat tersebut daripada iming-iming mendapatkan dunia dan seluruh isinya yang gemerlapan.
Baca Juga : Bolehkah Muslimah Melakukan Hal Ini?
Dari Abu Hurairah ra., Sesungguhnya Rasulullah saw. melewati sebuah kubur lalu bertanya, “Siapa penghuni kubur ini?” Para sahabat menjawab, “Fulan.” Nabi bersabda, “Dua rakaat (salat) lebih ia sukai dari sisa dunia kalian.” (HR Tabrani)
Yang manakah itu?
Dari Aisyah, “Dua rakaat Fajar (salat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia dan seluruh isinya.” (HR Muslim)
Demikian juga dengan dua rakaat Qiyamul Lail atau salat malam. Nilainya lebih berharga dari seluruh harta dan kenikmatan dunia lainnya. Padahal, ibadah tersebut terbilang sangat mudah. Hanya dua rakaat salat. Bagi orang awam, hanya dibutuhkan waktu singkat dan sedikit tenaga untuk mengerjakannya.
Apakah yang Allah ingin ingatkan pada hamba-Nya? Tak lain adalah keutamaan akhirat dibandingkan dunia. Karena semua keindahan di dunia hakikatnya adalah fana. Semua akan sirna. Sedangkan akhirat, kenikmatan surga yang dijanjikan Allah Swt. bagi umat bertakwa bersifat kekal.
Seorang muslim atau muslimah yang berakal tentu menginginkan surga sebagai tempat tinggalnya kelak. Karena itu, ketakwaan seharusnya mampu membawanya pada kebaikan. Ia tidak disibukkan dengan urusan dunia selama 24 jam nonstop karena tidak bisa ditipu oleh keindahan dunia.
Ia menyadari bahwa harta dan kenikmatan yang ada di kanan, kiri, depan, dan belakangnya adalah fatamorgana yang sengaja disodorkan setan.
Ketika seorang muslim dan muslimah mengejar akhirat dalam kesehariannya, maka ia akan mendapatkan akhirat dan dunia. Namun bila hanya mementingkan dunia, maka ia hanya akan beroleh kesenangan di dunia.
Baca Juga : Begini Cara Umar bin Khattab Pilih Menantu
Allah berfirman, “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal…” (QS An-Nahl: 96).
Muslimah Indonesia yang senantiasa berhijab, apakah kita rela menukar pahala salat sunnah dua rakaat dengan kemewahan dunia dan isinya? Biarkan keimanan kita yang menjawabnya
Sumber : muslimah.co.id
0 komentar:
Post a Comment