(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Mandi hadats besar bukan sekadar membasahi segenap raga, tapi juga berniat membersihkan jiwa. Perlu kehati-hatian dan ketelitian, terutama sekali bagi seorang muslimah. Sebab, semua itu berpengaruh atas ibadahnya.
Tersebutlah Dewi. Perempuan berusia 25 tahun ini memiliki problem kerontokan rambut. Mahkota kepalanya itu mudah lepas. Setiap kali ingin bersuci alias mandi hadats besar, ia selalu ragu dengan mandinya. Pasalnya, ia bingung apakah rambutnya yang rontok di lantai itu harus diikutsertakan atau dibiarkan saja. Kalau ya, ia bakal kerepotan sendiri. Kalau tidak, apakah agama membolehkannya.
Demikianlah, sejatinya, Dewi tidak sendiri. Banyak perempuan muslim mengalami hal serupa. Tak aneh, bila banyak yang ragu terkait keabsahan mandi besarnya itu. Parahnya lagi, masih banyak wanita muslim yang kurang tahu tata cara mandi hadats besar yang benar.
Hakekatnya, mandi hadats besar [wajib] bagi seorang wanita itu tidak jauh berbeda dengan laki-laki. Yakni, membasuh dan membersihkan segenap anggota tubuh mulai dari pangkal rambut hingga ujung kaki.
Hal ini sebagaimana hadits yang disampaikan ‘Aisyah ra, bahwa Nabi saw bila mandi junub [hadats besar] maka ia mulai dengan mencuci kedua tanganya, lalu dengan tangan kananya ia menyiramkan air ke tangan kirinya, kemudian mencuci kemaluannya dan kemudian berwudhu.
Selanjutnya, beliau mengambil air, lalu memasukkan jari-jarinya ke pangkal rambut, kemudian menyiram kepalanya dengan air sepenuh telapak tangan sebanyak tiga kali. Sesudah itu, beliau menyiram seluruh tubuhnya dengan air, kemudian mencuci kedua kakinya. Demikianlah tata cara mandi hadats besar dalam hadits shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim.
Sumber : muslimah.co.id
Baca Juga : Inilah Gaya Hidup Fatimah Az Zahra, Putri Rasulullah SAW
Tersebutlah Dewi. Perempuan berusia 25 tahun ini memiliki problem kerontokan rambut. Mahkota kepalanya itu mudah lepas. Setiap kali ingin bersuci alias mandi hadats besar, ia selalu ragu dengan mandinya. Pasalnya, ia bingung apakah rambutnya yang rontok di lantai itu harus diikutsertakan atau dibiarkan saja. Kalau ya, ia bakal kerepotan sendiri. Kalau tidak, apakah agama membolehkannya.
Demikianlah, sejatinya, Dewi tidak sendiri. Banyak perempuan muslim mengalami hal serupa. Tak aneh, bila banyak yang ragu terkait keabsahan mandi besarnya itu. Parahnya lagi, masih banyak wanita muslim yang kurang tahu tata cara mandi hadats besar yang benar.
Hakekatnya, mandi hadats besar [wajib] bagi seorang wanita itu tidak jauh berbeda dengan laki-laki. Yakni, membasuh dan membersihkan segenap anggota tubuh mulai dari pangkal rambut hingga ujung kaki.
Hal ini sebagaimana hadits yang disampaikan ‘Aisyah ra, bahwa Nabi saw bila mandi junub [hadats besar] maka ia mulai dengan mencuci kedua tanganya, lalu dengan tangan kananya ia menyiramkan air ke tangan kirinya, kemudian mencuci kemaluannya dan kemudian berwudhu.
Baca Juga : Jangan Pernah Berikan Uang Lebih kepada Bocah Penjual Kue Keliling Ini... !!
Selanjutnya, beliau mengambil air, lalu memasukkan jari-jarinya ke pangkal rambut, kemudian menyiram kepalanya dengan air sepenuh telapak tangan sebanyak tiga kali. Sesudah itu, beliau menyiram seluruh tubuhnya dengan air, kemudian mencuci kedua kakinya. Demikianlah tata cara mandi hadats besar dalam hadits shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim.
Sumber : muslimah.co.id
0 komentar:
Post a Comment