(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Parfum isi ulang atau yang kerennya disebut parfum refil kini
sedang marak di Kota Banjarmasin. Bahkan dengan mudah menemukan kios yang menjajakan minyak wangi tersebut. Termasuk parfum merek berkelas dunia, misalnya Bulgari, Hugo Boss, Jessica Parker dan yang lainnya.
Jika untuk mendapatkan parfum tersebut harus mengeluarkan uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah, namun kalau membeli di kios-kios pinggir jalan cukup puluhan ribu. Aroma yang diperoleh pun tidak jauh berbeda dengan yang asli.
sedang marak di Kota Banjarmasin. Bahkan dengan mudah menemukan kios yang menjajakan minyak wangi tersebut. Termasuk parfum merek berkelas dunia, misalnya Bulgari, Hugo Boss, Jessica Parker dan yang lainnya.
Jika untuk mendapatkan parfum tersebut harus mengeluarkan uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah, namun kalau membeli di kios-kios pinggir jalan cukup puluhan ribu. Aroma yang diperoleh pun tidak jauh berbeda dengan yang asli.
Meskipun muncul informasi jika parfum tersebut menggunakan bahan berbahaya seperti methanol (sejenis alkohol) dengan kadar serampangan.
Bahan baku ini dapat membuat kulit memerah dan berpotensi menimbulkan kanker kulit. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat warga untuk membeli parfum tersebut.
Seorang pengguna parfum isi ulang, Yahya, warga Meranti Kayutangi ini akui suka parfum isi ulang. Dia juga lebih pilih parfum isi ulang dibanding parfum original karena lebih murah.
"Tentunya suka biar harum. Biasa isi ulang pang, Rp 10 ribu lima mili. Banyak aja tempat isi ulang, kalau saya biasa di Cemara," katanya.
Dia gemar jenis parfum isi ulang merek terkenal Bulagri, Hugo boss." Awetnya sama saja dengan original. Yang ori mahal, boros. Jadi tetap yang isi ulang saja deh," ujarnya.
Miftah warga Banjarbaru juga mengatakan lebih suka parfum isi ulang. "Biasa isi di Abdulah Parfume, jenisnya angel heart. Kalau yang ori bisa sampai Rp 700an ribu harganya, di tempat isi ulang paling Rp 100 ribu perbotol," katanya.
Hasil uji sampling serta pengujian pada parfum isi ulang yang dilakukan oleh Balai POM di seluruh Indonesia, ternyata lebih dari 60 persen parfum isi ulang tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ada.
Dari hasil sampling tersebut, sebagian besar tidak memenuhi syarat karena penggunaan metanol yang berfungsi sebagai pelarut ternyata jauh melebihi batas kadar yang diperbolehkan, bahkan beberapa di
antaranya menggunakan metanol hampir separuh botol.
"Hasil itu memang benar mas, di Kalsel juga ditemukan hal serupa. Parfum refil itu yang kalau kita mau beli dioplos dulu di tokonya sesuai permintaan kita mau aroma apa," ucap Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Banjarmasin Rustyawati. Metanol yang digunakan berbahaya bahkan bisa menimbulkan kematian.
"Tolong sosialisasikan saja ke masyarakat bahwa di dalam alkohol yang digunakan sebagai pengencer terkandung metanol yang berbahaya bisa menimbulkan kebutaan bahkan kematian. Akan ada tindakan pengawasan. Kami sudah rutin inspeksi ke toko-toko," katanya. (kur)
0 komentar:
Post a Comment