(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Bersama suaminya, wanita ini bergegas mendatangi Khalifah
Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu. Hendak mengadukan persoalan rumah tangganya. Sesampainya di hadapan sang Khalifah, wanita ini berkata setengah berteriak sembari menunjuk ke arah suaminya, “Wahai Khalifah, bebaskan aku darinya!”
Sang Khalifah nan bijaksana terdiam sesaat. Mencerna maksud sang wanita, lalu mengarahkan pandangan ke arah laki-laki, suami si wanita.
Terlihat kuyuh badannya, pucat wajahnya, rambutnya semrawut, kukunya panjang tidak terawat, bau badan sempurna tersembur dari tubuhnya. Kotor. Menjijikkan.
Sayyidina Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu hanya tersenyum. Lalu memanggil laki-laki itu agar mendekat. Kemudian menyampaikan perintah agar segera dikerjakan.
Lama setelah itu, si laki-laki sudah rapi. Dia melakukan semua perintah sang Khalifah untuk mencukur rambut, merapikan kumis dan jenggot, mandi, memakai wewangian, dan baju yang bersih.
Melihat tampilan baru laki-laki itu, Sayyidina Umar bin Khaththab memerintahkannya untuk segera mendatangi si wanita dengan menggandengnya.
Dengan tatapan curiga dan marah, si wanita berujar, “Subhanallah! Alangkah beraninya engkau melakukan tindakan tercela ini di hadapan Amirul Mukminin!”
Senyum Umar semakin lebar. Wanita itu benar-benar menjaga dirinya. Ia tak rela disentuh karena tidak mengenali wajah baru suaminya. Dalam pandangan sekilasnya, laki-laki yang menggenggam tangannya adalah orang asing, bukan suaminya.
Sayyidina Umar bin Khathtab lantas mendekat dan menjelaskan. Ia berkata, “Seperti inilah seharusnya yang kalian (para suami) lakukan kepada istri kalian. Mereka suka melihat kalian berdandan, sebagaimana kalian suka tatkala mereka berdandan untuk kalian.”
Semoga Allah Ta’ala melimpahkan Ridha-Nya untuk Sayyidina Umar bin Khaththab yang telah memberikan teladan kepada kita, para suami, agar semangat berdandan di hadapan para istri. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan ampunan untuk suami dan istri dalam riwayat ini, yang karena mereka, kita mendapati pengajaran amat berharga untuk kelangsungan, keharmonisan dan keromantisan rumah tangga kita.
Semoga Allah Ta’ala memberikan keberkahan ilmu dan kehidupan kepada Ustadz Salim A. Fillah yang telah menyajikan kisah ini dalam Bahagianya Merayakan Cinta, hingga memantik kita, para suami, untuk berbuat baik kepada istri sebagaimana kesukaan kita saat istri berbuat baik kepada kita.
Untukmu, para suami yang malas berdandan, sadarlah. Usahakan dengan kemampuan terbaik. Bertanyalah pada istrimu tentang kesukaannya yang ada pada dirimu. Penuhilah haknya. Berdandanlah sebagaimana engkau menyukai istrimu yang berdandan untukmu.
Semoga dengan semakin mesra, rumah tangga kalian makin bahagia dan dipenuhi berkah. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu. Hendak mengadukan persoalan rumah tangganya. Sesampainya di hadapan sang Khalifah, wanita ini berkata setengah berteriak sembari menunjuk ke arah suaminya, “Wahai Khalifah, bebaskan aku darinya!”
Sang Khalifah nan bijaksana terdiam sesaat. Mencerna maksud sang wanita, lalu mengarahkan pandangan ke arah laki-laki, suami si wanita.
Terlihat kuyuh badannya, pucat wajahnya, rambutnya semrawut, kukunya panjang tidak terawat, bau badan sempurna tersembur dari tubuhnya. Kotor. Menjijikkan.
Sayyidina Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu hanya tersenyum. Lalu memanggil laki-laki itu agar mendekat. Kemudian menyampaikan perintah agar segera dikerjakan.
Lama setelah itu, si laki-laki sudah rapi. Dia melakukan semua perintah sang Khalifah untuk mencukur rambut, merapikan kumis dan jenggot, mandi, memakai wewangian, dan baju yang bersih.
Melihat tampilan baru laki-laki itu, Sayyidina Umar bin Khaththab memerintahkannya untuk segera mendatangi si wanita dengan menggandengnya.
Dengan tatapan curiga dan marah, si wanita berujar, “Subhanallah! Alangkah beraninya engkau melakukan tindakan tercela ini di hadapan Amirul Mukminin!”
Senyum Umar semakin lebar. Wanita itu benar-benar menjaga dirinya. Ia tak rela disentuh karena tidak mengenali wajah baru suaminya. Dalam pandangan sekilasnya, laki-laki yang menggenggam tangannya adalah orang asing, bukan suaminya.
Sayyidina Umar bin Khathtab lantas mendekat dan menjelaskan. Ia berkata, “Seperti inilah seharusnya yang kalian (para suami) lakukan kepada istri kalian. Mereka suka melihat kalian berdandan, sebagaimana kalian suka tatkala mereka berdandan untuk kalian.”
Semoga Allah Ta’ala melimpahkan Ridha-Nya untuk Sayyidina Umar bin Khaththab yang telah memberikan teladan kepada kita, para suami, agar semangat berdandan di hadapan para istri. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan ampunan untuk suami dan istri dalam riwayat ini, yang karena mereka, kita mendapati pengajaran amat berharga untuk kelangsungan, keharmonisan dan keromantisan rumah tangga kita.
Semoga Allah Ta’ala memberikan keberkahan ilmu dan kehidupan kepada Ustadz Salim A. Fillah yang telah menyajikan kisah ini dalam Bahagianya Merayakan Cinta, hingga memantik kita, para suami, untuk berbuat baik kepada istri sebagaimana kesukaan kita saat istri berbuat baik kepada kita.
Untukmu, para suami yang malas berdandan, sadarlah. Usahakan dengan kemampuan terbaik. Bertanyalah pada istrimu tentang kesukaannya yang ada pada dirimu. Penuhilah haknya. Berdandanlah sebagaimana engkau menyukai istrimu yang berdandan untukmu.
Semoga dengan semakin mesra, rumah tangga kalian makin bahagia dan dipenuhi berkah. Aamiin.
Wallahu a’lam.
berdandan bukan kewajiban istri saja
ReplyDeleteSELAPUT DARA BUATAN KEMBALIKAN KEPERAWANAN
ALAT PEMBESAR PENIS ALAMI
ALAT BANTU SEX PRIA
ALAT BANTU SEX WANITA
VAGINA ELEKTRIK
VAGINA MANUAL
PENIS ELEKTRIK
PENIS MANUAL
OBAT KUAT PRIA
OBAT PELANGSING BADAN ALAMI
OBAT PERANGSANG WANITA
OBAT PERANGSANG CAIR
OBAT PERANGSANG SERBUK
OBAT TIDUR ALAMI
OBAT PERANGSANG SPRAY
OBAT PENGGEMUK BADAN HERBAL
AKSESORIS SEX PRIA WANITA
OBAT MATA HERBAL
SEMENAX OBAT HERBAL PENAMBAH SPERMA
CELANA HERNIA MAGNETIK
OBAT PEMBESAR PAYUDARA ALAMI
MINYAK PEMBESAR PENIS
OBAT PEMBESAR PENIS