(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Zahir hadits menunjukkan bahwa setiap mayit diadzab dengan tangan
keluarganya, namun bukan adzab berupa hukuman, karena ia dalam hal ini tidak melakukan suatu dosa sehingga patut dihukum
Soal:
Benarkah mayit mendapatkan adzab kubur karena tangisan keluarganya?
Jawab:
Itu benar, mayit mendapatkan adzab kubur karena tangisan keluarganya, karena hal ini shahih dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam[1]. Namun para ulama rahimahumullah berbeda pendapat mengenai maksud hadits tersebut.
Sebagian ulama memaknai bahwa yang dimaksud hadits adalah orang kafir.
Sebagian ulama juga memaknai bahwa maksudnya adalah orang yang mewasiatkan kepada keluarganya untuk menangisinya setelah wafat.
Sebagian ulama juga memaknai bahwa maksudnya adalah seorang yang mengetahui bahwa keluarganya akan meratapinya setelah wafatnya, namun ia tidak melarangnya dari perbuatan tersebut semasa hidupnya karena ia memang ridha untuk diratapi. Dan diamnya ia merupakan pertanya dari keridhaannya tersebut. Dan keridhaan terhadap perbuatan munkar itu semisal dengan perbuatan kemungkaran.
Inilah tiga tafsiran para ulama mengenai hadits ini.
Namun (menurutku) semua tafsiran ini tidak sesuai dengan zahir hadits. Karena dalam hadits tidak ada makna demikian. Zahir hadits menunjukkan bahwa setiap mayit diadzab dengan tangan keluarganya, namun bukan adzab berupa hukuman, karena ia dalam hal ini tidak melakukan suatu dosa sehingga patut dihukum. Namun adzab yang dirasakan merupakan penderitaan dan kesedihan hati karena tangisan tersebut. Penderitaan dan kesedihan hati tidak melazimkan hukuman.
Tidakkah engkau lihat sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tentang safar:
أنه قطعة من العذاب
“ia adalah sepotong adzab”
Padahal safar bukanlah hukuman dan bukan pula adzab. Namun yang dimaksud adalah kegalauan, kesusahan dan kegelisahan jiwa.
Demikian juga adzab bagi mayit di kuburnya dalam hal ini termasuk jenis tersebut. Yaitu, mayit merasakan penderitaan dan kesusahan, walaupun itu bukan merupakan hukuman atas dosa yang ia lakukan.
***
Catatan kaki
[1] Yang dimaksud beliau adalah hadits:
إنَّ الميِّتَ يُعذَّبُ في قبرِه ببكاءِ أهلِه عليه
“sesungguhnya mayit diadzab di dalam kuburnya karena tangisan keluarganya kepadanya” (HR. Bukhari – Muslim).
Sumber : muslimah.or.id
keluarganya, namun bukan adzab berupa hukuman, karena ia dalam hal ini tidak melakukan suatu dosa sehingga patut dihukum
Soal:
Benarkah mayit mendapatkan adzab kubur karena tangisan keluarganya?
Jawab:
Itu benar, mayit mendapatkan adzab kubur karena tangisan keluarganya, karena hal ini shahih dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam[1]. Namun para ulama rahimahumullah berbeda pendapat mengenai maksud hadits tersebut.
Sebagian ulama memaknai bahwa yang dimaksud hadits adalah orang kafir.
Sebagian ulama juga memaknai bahwa maksudnya adalah orang yang mewasiatkan kepada keluarganya untuk menangisinya setelah wafat.
Sebagian ulama juga memaknai bahwa maksudnya adalah seorang yang mengetahui bahwa keluarganya akan meratapinya setelah wafatnya, namun ia tidak melarangnya dari perbuatan tersebut semasa hidupnya karena ia memang ridha untuk diratapi. Dan diamnya ia merupakan pertanya dari keridhaannya tersebut. Dan keridhaan terhadap perbuatan munkar itu semisal dengan perbuatan kemungkaran.
Inilah tiga tafsiran para ulama mengenai hadits ini.
Namun (menurutku) semua tafsiran ini tidak sesuai dengan zahir hadits. Karena dalam hadits tidak ada makna demikian. Zahir hadits menunjukkan bahwa setiap mayit diadzab dengan tangan keluarganya, namun bukan adzab berupa hukuman, karena ia dalam hal ini tidak melakukan suatu dosa sehingga patut dihukum. Namun adzab yang dirasakan merupakan penderitaan dan kesedihan hati karena tangisan tersebut. Penderitaan dan kesedihan hati tidak melazimkan hukuman.
Tidakkah engkau lihat sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tentang safar:
أنه قطعة من العذاب
“ia adalah sepotong adzab”
Padahal safar bukanlah hukuman dan bukan pula adzab. Namun yang dimaksud adalah kegalauan, kesusahan dan kegelisahan jiwa.
Demikian juga adzab bagi mayit di kuburnya dalam hal ini termasuk jenis tersebut. Yaitu, mayit merasakan penderitaan dan kesusahan, walaupun itu bukan merupakan hukuman atas dosa yang ia lakukan.
***
Catatan kaki
[1] Yang dimaksud beliau adalah hadits:
إنَّ الميِّتَ يُعذَّبُ في قبرِه ببكاءِ أهلِه عليه
“sesungguhnya mayit diadzab di dalam kuburnya karena tangisan keluarganya kepadanya” (HR. Bukhari – Muslim).
Sumber : muslimah.or.id
info yang jelas, makasih
ReplyDeleteSELAPUT DARA BUATAN KEMBALIKAN KEPERAWANAN
ALAT PEMBESAR PENIS ALAMI
ALAT BANTU SEX PRIA
ALAT BANTU SEX WANITA
VAGINA ELEKTRIK
VAGINA MANUAL
PENIS ELEKTRIK
PENIS MANUAL
OBAT KUAT PRIA
OBAT PELANGSING BADAN ALAMI
OBAT PERANGSANG WANITA
OBAT PERANGSANG CAIR
OBAT PERANGSANG SERBUK
OBAT TIDUR ALAMI
OBAT PERANGSANG SPRAY
OBAT PENGGEMUK BADAN HERBAL
AKSESORIS SEX PRIA WANITA
OBAT MATA HERBAL
SEMENAX OBAT HERBAL PENAMBAH SPERMA
CELANA HERNIA MAGNETIK
OBAT PEMBESAR PAYUDARA ALAMI
MINYAK PEMBESAR PENIS
OBAT PEMBESAR PENIS