(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Wanita pada akhirnya akan menjadi seorang Ibu dari anak-anaknya.
Tentu bukan perkara mudah ketika menyandang status ini. Sejak awal kehamilan, kebebasan seorang wanita untuk menikmati hidup sudah mulai terbatasi.
Selama sembilan bulan, Ia harus menjaga keselamatan dan pertumbuhan janinnya. Semakin besar kandungan, maka Ibu akan merasakan beban berat. Puncaknya adalah saat memasuki masa-masa akan melahirkan. Ketika itu, seorang wanita bertaruh nyawa untuk mengeluarkan kita dari rahimnya.
Meskipun terlihat mudah untuk diucapkan, namun ternyata sangat berat tanggung jawab yang harus dipikul suami setelah mengucapkannya. Lalu tanggung jawab yang bagaimanakah yang akan dipikul suami setelah terucapnya ijab qabul? Berikut ini informasi selengkapnya.
Ijab qabul menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah prosesi pernikahan kaum muslim. Begitu pentingnya hal tersebut, hingga Allah SWT menggunakan istilah `miitsaqan gholiidhan' yang memiliki arti perjanjian yang kuat, kokoh dan teguh.
Ijab qabul memiliki makna yakni sang suami akan menganggung dosa-dosa yang dilakukan oleh perempuan yang menjadi istrinya. Dosa yang bisa saja dilakukan istri antara lain tidak menutup aurat, meninggalkan sholat dan lain sebagainya. Semua yang berhubungan dengan perempuan tersebut tidak lagi ditanggung oleh orangtuanya melainkan oleh suaminya tersebut.
Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada para suami: “Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kamu, dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah.”
Dari hadist di atas dijelaskan bahwa pernikahan itu bukan hanya sekedar untuk memenuhi dorongan (kebutuhan) biologis saja, akan tetapi juga melaksanakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman.
Ketika suami berhasil menjalankan tanggung jawab tersebut selepas mengucapkan ijab qabul maka Allah telah berjanii akan memberinya surga yang di dalamnya terdapat banyak bidadari. Bidadari tersebut adalah istrinya yang shalehah.
Jika seorang suami juga berhasil mempertanggung jawabkan semua ikrarnya saat ijab kabul yakni membina rumah tangga beserta anak-anaknya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh keluarganya di dalam surga. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu.” (At-Tahrim: 6).
Akan tetapi jika suami tersebut gagal dalam melaksanakan janjinya tersebut maka siksa yang amat pedih akan menghampirinya. Rasulullah SAW bersabda “Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)
Demikianlah indormasi mengenai beratnya tanggung jawab suami setelah ijab qabul. Betapa beratnya beban yang harus ditanggung suami demi istri dan keluarganya. Oleh sebab itu, sebagai seorang istri hendaknya senantiasa membantu meringankan tanggung jawab tersebut dengan cara patuh kepada suami dan menjalankan perintah Allah SWT dan serta menjauhi larangan-Nya. Selain itu, didiklah buah hati agar mengerti tentang agama. Hal ini bertujuan agar keluarga yang dibina tersebut menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
Tentu bukan perkara mudah ketika menyandang status ini. Sejak awal kehamilan, kebebasan seorang wanita untuk menikmati hidup sudah mulai terbatasi.
Selama sembilan bulan, Ia harus menjaga keselamatan dan pertumbuhan janinnya. Semakin besar kandungan, maka Ibu akan merasakan beban berat. Puncaknya adalah saat memasuki masa-masa akan melahirkan. Ketika itu, seorang wanita bertaruh nyawa untuk mengeluarkan kita dari rahimnya.
Meskipun terlihat mudah untuk diucapkan, namun ternyata sangat berat tanggung jawab yang harus dipikul suami setelah mengucapkannya. Lalu tanggung jawab yang bagaimanakah yang akan dipikul suami setelah terucapnya ijab qabul? Berikut ini informasi selengkapnya.
Ijab qabul menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah prosesi pernikahan kaum muslim. Begitu pentingnya hal tersebut, hingga Allah SWT menggunakan istilah `miitsaqan gholiidhan' yang memiliki arti perjanjian yang kuat, kokoh dan teguh.
Ijab qabul memiliki makna yakni sang suami akan menganggung dosa-dosa yang dilakukan oleh perempuan yang menjadi istrinya. Dosa yang bisa saja dilakukan istri antara lain tidak menutup aurat, meninggalkan sholat dan lain sebagainya. Semua yang berhubungan dengan perempuan tersebut tidak lagi ditanggung oleh orangtuanya melainkan oleh suaminya tersebut.
Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada para suami: “Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kamu, dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah.”
Dari hadist di atas dijelaskan bahwa pernikahan itu bukan hanya sekedar untuk memenuhi dorongan (kebutuhan) biologis saja, akan tetapi juga melaksanakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman.
Ketika suami berhasil menjalankan tanggung jawab tersebut selepas mengucapkan ijab qabul maka Allah telah berjanii akan memberinya surga yang di dalamnya terdapat banyak bidadari. Bidadari tersebut adalah istrinya yang shalehah.
Jika seorang suami juga berhasil mempertanggung jawabkan semua ikrarnya saat ijab kabul yakni membina rumah tangga beserta anak-anaknya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh keluarganya di dalam surga. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu.” (At-Tahrim: 6).
Akan tetapi jika suami tersebut gagal dalam melaksanakan janjinya tersebut maka siksa yang amat pedih akan menghampirinya. Rasulullah SAW bersabda “Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)
Demikianlah indormasi mengenai beratnya tanggung jawab suami setelah ijab qabul. Betapa beratnya beban yang harus ditanggung suami demi istri dan keluarganya. Oleh sebab itu, sebagai seorang istri hendaknya senantiasa membantu meringankan tanggung jawab tersebut dengan cara patuh kepada suami dan menjalankan perintah Allah SWT dan serta menjauhi larangan-Nya. Selain itu, didiklah buah hati agar mengerti tentang agama. Hal ini bertujuan agar keluarga yang dibina tersebut menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
jalani dengan ikhlas pasti menyenangkan
ReplyDeleteSELAPUT DARA BUATAN KEMBALIKAN KEPERAWANAN
ALAT PEMBESAR PENIS ALAMI
ALAT BANTU SEX PRIA
ALAT BANTU SEX WANITA
VAGINA ELEKTRIK
VAGINA MANUAL
PENIS ELEKTRIK
PENIS MANUAL
OBAT KUAT PRIA
OBAT PELANGSING BADAN ALAMI
OBAT PERANGSANG WANITA
OBAT PERANGSANG CAIR
OBAT PERANGSANG SERBUK
OBAT TIDUR ALAMI
OBAT PERANGSANG SPRAY
OBAT PENGGEMUK BADAN HERBAL
AKSESORIS SEX PRIA WANITA
OBAT MATA HERBAL
SEMENAX OBAT HERBAL PENAMBAH SPERMA
CELANA HERNIA MAGNETIK
OBAT PEMBESAR PAYUDARA ALAMI
MINYAK PEMBESAR PENIS
OBAT PEMBESAR PENIS