(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Janganlah
seorang berpuasa sedangkan suaminya ada bersamanya, kecuali dengan izin suaminya, dan janganlah memberi ijin seseorang untuk masuk kerumahnya kecuali dengan ijin dari suaminya, dan segala yang disedakahkan dari usaha suaminya tanpa diperintahkan, maka setengah pahalanya adalah bagi suaminya.”(HR. Muslim, 3/91).
seorang berpuasa sedangkan suaminya ada bersamanya, kecuali dengan izin suaminya, dan janganlah memberi ijin seseorang untuk masuk kerumahnya kecuali dengan ijin dari suaminya, dan segala yang disedakahkan dari usaha suaminya tanpa diperintahkan, maka setengah pahalanya adalah bagi suaminya.”(HR. Muslim, 3/91).
Larangan berpuasa tanpa izin suami yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah puasa sunah. Jadi, seorang istri dilarang menjalankan ibadah puasa sunnah kalau suaminya tidak mengijinkan. Begitu juga ia tidak boleh memasukan seorang ke dalam rumah tanpa izin dari suaminya.
Banyak pro-kontra mengenai keberadaan hadits tersebut. Namun, pro-kontra itu tidak menyangkut keshahihan atau status hadits yang bersangkutan, tetapi terkait dengan implementasinya. Ada yang berpendapat bahwa hadits tersebut sesungguhnya menjelaskan betapa pentingnya kepemimpinan seorang suami atas istri, sehingga ia berhak menentukan apakah istri diijinkan melakukan ibadah sunnah (puasa sunnah) atau tidak. Kalau tidak diijinkan maka istri harus patuh atas keputusan suami.
Selain itu, ada juga yang menilai hadits ini sebagai informasi yang menjelaskan tentang bearnya tanggung jawab seorang suami sehingga ia dapat memutuskan apakah istrinya boleh melakukan ibadah sunnah atau tidak. Namun, hadits ini juga memberikan pelajaran kepada para istri bahwa mereka wajib patuh atas kepemimpinan suaminya.
Ada juga yang memahami hadits tersebut sebagaimana maknanya yang tersurat. Mereka meminta restu pada suami ketika hendak melakukan puasa sunnah dan tidak mau menerima tamu sebelum benar-benar mendapatkan izin dari suaminya.
Namun demikian, kita tidak bisa menklaim mana pemahaman yang paling benar diantara keduanya. Sejauh makna tersurat dan substansi dari hadits tersebut dijalankan dengan baik, maka hasilnya juga sama-sama bernilai kebaikan bagi Anda.
Sumber reportase.viva.net
sudah kewajiban istri
ReplyDeleteSELAPUT DARA BUATAN KEMBALIKAN KEPERAWANAN
ALAT PEMBESAR PENIS ALAMI
ALAT BANTU SEX PRIA
ALAT BANTU SEX WANITA
VAGINA ELEKTRIK
VAGINA MANUAL
PENIS ELEKTRIK
PENIS MANUAL
OBAT KUAT PRIA
OBAT PELANGSING BADAN ALAMI
OBAT PERANGSANG WANITA
OBAT PERANGSANG CAIR
OBAT PERANGSANG SERBUK
OBAT TIDUR ALAMI
OBAT PERANGSANG SPRAY
OBAT PENGGEMUK BADAN HERBAL
AKSESORIS SEX PRIA WANITA
OBAT MATA HERBAL
SEMENAX OBAT HERBAL PENAMBAH SPERMA
CELANA HERNIA MAGNETIK
OBAT PEMBESAR PAYUDARA ALAMI
MINYAK PEMBESAR PENIS
OBAT PEMBESAR PENIS