Friday, 16 September 2016

Lima Hal Ini Paling Dilarang dalam Bersenda Gurau

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Menakut-nakuti seseorang dalam bercanda tidak dibolehkan karena
hal tersebut membawa mudharat. Termasuk menjadikan urusan agama sebagai bahan lelucon

Lima Hal Ini Paling Dilarang dalam Bersenda Gurau


MAKSUD hati ingin bercanda dan menghibur penonton, siapa sangka selebriti yang berinisial ZG justru dilaporkan beberapa pihak karena candaannya yang dianggap berlebihan dan menghina lambang negara.

Saat itu ZG menjadi bintang tamu dalam acara live di sebuah stasiun TV swasta (Selasa, 15/03/2016). Canda yang dimaksud menghibur justru menjadi bencana baginya. Ia dianggap melecehkan negara dan dijerat Pasal 24 UU No 24 Tahun 2009 serta Pasal 158 KUHP.

Di era informasi yang kian deras lagi terbuka ini, kisah ZG di atas hanyalah sebulir kisah dari hamparan kasus-kasus canda yang berlebihan lainnya.

Bagi seorang mukmin, berfikir sebelum berkata dan bertindak adalah hal yang mesti dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian. Apa yang keluar dari lisan adalah cermin utuh keadaan hatinya. Dari sana bisa terbingkai pula kualitas akhlak yang dipunyai.

Lisan dan seluruh anggota badan adalah karunia Allah yang patut disyukuri. Tentu saja dengan cara menggunakannya untuk hal yang bermanfaat. Bukan sebaliknya membuat Allah murka atau menjadi pemecah ukhuwah sesama Muslim.

Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Imam Asy-Syafi’i menjelaskan, jika engkau hendak berkata maka berfikirlah terlebih dahulu, jika yang nampak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, namun jika yang nampak adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu maka tahanlah dirimu (dari mengucapkan perkataan tersebut).

Islam adalah agama pertengahan (wasath), yang mengatur segala permasalahan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Termasuk dalam urusan kecil, seperti bercanda dan tertawa.

Dalam Islam canda dan tawa ini dibolehkan sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam juga pernah melakukannya. Disebutkan, Nabi biasa bercanda dengan istri dan sahabat-sahabatnya.

Diriwayatkan dari Al-Hasan Radhiyallahu ‘anhu (Ra), dia berkata, seorang nenek tua mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (Saw). Nenek itu berkata, wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke dalam surga!’ Nabi menjawab: Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua. Nenek tua itu pun pergi sambil menangis.

Nabi berkata: “Kabarkanlah kepadanya bahwa wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua. Rasulullah lalu membaca ayat:  “Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung. Lalu Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Yang penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al-Waqi’ah: 35-37).

Sebagai penyempurna akhlak manusia, Rasulullah memberikan teladan adab-adab ketika bercanda. Ada rambu-rambu yang harus dipatuhi agar candaan kita menuai pahala dan keberkahan. Berikut ini beberapa adab tersebut.

Pertama, jauhi dusta

Berkata jujur harus selalu ditanamkan saat berbicara, baik canda ataupun bukan. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku juga bercanda, namun aku tidak mengatakan kecuali yang benar.” (HR. Ath-Thabrani).

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Celakalah seorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Ahmad).

Kedua, jauhi kata-kata bathil

Tak sedikit perselisihan muncul berawal dari candaan. Olehnya bicaralah dengan kata-kata yang baik, termasuk dalam bercanda. Ghibah atau membicarakan orang lain termasuk perkataan bathil yang harus dijauhi.

Allah berfirman:

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيناً

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” [QS. Al-Isra’:53].

Ketiga, tidak banyak tertawa

Sesuatu yang berlebihan melampui kadarnya akan membawa dampak yang buruk. Pun demikian dengan tertawa. Tertawa yang berlebihan adalah akhlak yang tercela. Banyak orang tertawa berlebih-lebihan sampai terpingkal-pingkal ketika bercanda. Ini bertentangan dengan sunnah. Rasulullah mengingatkan hal tersebut: “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. At-Tirmidzi)

Keempat, jangan menghina dan mempermainkan agama

Allah berfirman:

لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Mengapa kepada Allah,dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?.” (QS. At-Taubah: 65)

Kelima, dilarang menakut-nakuti Muslim

Menakut-nakuti seseorang dalam bercanda tidak dibolehkan karena hal tersebut membawa mudharat. Suatu hari seseorang menyembunyikan cambuk milik sahabat yang sedang tertidur.  Waktu terbangun, orang itu ketakutan karena merasa kehilangan cambuk.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Saw) bersabda: “Tidak halal bagi seorang Muslim membuat takut Muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud).

Demikianlah adab yang diajarkan oleh Rasulullah dalam bercanda. Dan inilah kesempurnaan ajaran agama Islam. Menjadikan setiap manusia selalu merasa sejuk dan aman jika hidup berdampingan dengan umat Islam. Sebab agama telah mengajarkan setiap sendi peradaban manusia dengan tuntunan adab-adab yang luhur lagi mulia.*/Arsyis Musyahadah, mahasiswa Pascasarjana UIKA Bogor

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Lima Hal Ini Paling Dilarang dalam Bersenda Gurau

1 komentar: