Thursday, 29 September 2016

Mengapa Sibuk Mencari Bahu untuk Bersandar Sedangkan Ada Bumi untuk Bersujud?

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Entahlah, kadang aku membatin; Mengapa remaja sekarang sibuk
mencari bahu untuk bersandar sedang Allah telah menyediakan bumi yang begitu luas untuk bersujud?

Mengapa Sibuk Mencari Bahu untuk Bersandar Sedangkan Ada Bumi untuk Bersujud?


Adakah cinta yang disediakan Allah lewat orang tua, keluarga, dan sahabat-sahabat di sekelingnya masih belum cukup membuatnya berbahagia?
Adakah cinta mesti dimaknai menyatunya kesukaan antar lawan jenis hingga mewujud ikatan bernama pacaran?

Sebegitu miskinkah rasa cinta yang ada dalam dirinya hingga merasa perlu mengemis dari lawan jenis yang sebenarnya belum berhak memberikan?

Apakah remaja yang menggilai budaya pacaran tidak merasa malu melihat begitu banyak anak-anak jalanan yang ingin sekolah sedangkan mereka tidak punya biaya?

Kepada remaja yang terjebak pada pencarian cinta atas nama pacaran, seberapa sering dahi kalian dikecup sajadah daripada dicium kekasih?
Seberapa sering bibir kalian mengumbar kata-kata mesra daripada membaca Al-Qur'an serta memahami segala makna yang terkandung di dalamnya?

Coba pegang dadamu adakah keyakinan terhadap Allah masih berdiam di sana, atau justru telah dipenuhi rindu pada lawan jenis yang jelas termakna sebagai dosa?

Astagfirullahaladzim.... Astagfirullahaladzim.... Astagfirullahaladzim... pejamkanlah mata kalian, bayangkan betapa kotornya dahi kalian... betapa kotornya bibir kalian... betapa kotornya hati kalian...

Kasihanilah diri kalian, demi orang tua yang tiada lelah meyalurkan doa. Demi keluarga kalian yang tiada letih memberikan cinta. Demi sahabat-sahabat kalian yang tiada jemu membagikan tawa....

Kutanya padamu, sudahkah orang tua, keluarga dan sahabat-sahabatmu diberi balasan cinta melebihi rasa cinta yang dirimu berikan pada kekasihmu?

Kembalilah menjadi remaja yang baik, santunkan pribadi, sucikan hati, percayalah selalu ada jalan untuk menjadi pribadi yang lebih terpuji.
Penulis: Arief Siddiq Razaan

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Mengapa Sibuk Mencari Bahu untuk Bersandar Sedangkan Ada Bumi untuk Bersujud?

1 komentar: