Wednesday, 28 September 2016

Sudah Menikah tapi Masih Lakukan “Sendirian”, Bagaimana?

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
PERNIKAHAN merupakan satu-satunya langkah yang paling jitu untuk melampiaskan hasrat seseorang. Tapi, mengapa masih banyak kita temukan orang yang telah memiliki istri masih saja melakukan onani? Perilaku yang melampiaskan hasrat oleh seorang diri ini banyak yang melakukan, tapi menjadi suatu hal yang ganjil jika seseorang yang sudah menikah masih saja melakukan hal demikian.

Sudah Menikah tapi Masih Lakukan “Sendirian”, Bagaimana?


Biasanya, perilaku demikian terjadi akibat kecanduan. Layaknya mengonsumsi makanan haram, seperti narkoba, itulah onani. Ya, onani adalah perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan, tapi, ketika seseorang telah mencoba, dan dilakukan secara terus-menerus, maka ia akan sulit terlepas dari perbuatan tersebut.

Seseorang yang sudah menikah puluhan tahun pun masih saja ada yang kecanduan. Bukan hanya masalah ketagihan, biasanya ini juga diakibatkan seorang istri yang tidak bisa menyenangkan suaminya dalam berhubungan badan. Lalu, bagaimana solusinya?

Tidakkah waktu yang cukup lama antara Anda dan istri Anda dalam membina rumah tangga cukup untuk saling memahami kebiasaan berhubungan masing-masing? Tidakkah Anda melihat bahwa ketiadaan sikap saling memahami inilah yang menghancurkan jiwa lebih dari sekadar kecanduan onani? Apa yang telah Anda lakukan selama jangka waktu tersebut untuk mengubah kecenderungan berhubungan istri Anda? Apakah hanya istri Anda saja yang bertanggung jawab secara rutin melakukan aktivitas hubungan badan?


Aktivitas hubungan badan merupakan aktivitas bersama antara kedua belah pihak. Di dalamnya masing-masing mengungkapkan perasaannya terhadap pasangan dengan bahasa tubuh. Jika perasaan tersebut tidak ada maka hilang pula bahasa bersama yang di dalamnya terdapat bahasa tubuh.

Diamnya tubuh yang Anda dan istri Anda alami diawali kebisuan kata-kata. Anda berdua tidak mau membicarakan masalah bersama ini sebagaimana juga tidak mau membicarakan masalah-masalah lain yang lebih penting atau tidak lebih penting dari masalah ini.

Anda telah mengganti perbincangan bersama istri Anda dengan berbincang pada diri sendiri atas seluruh tingkatan yang di dalamnya terdapat tingkatan tubuh dan syahwat. Setelah itu, Anda pun mulai mengeluhkan hasrat istri Anda yang sedikit dalam berhubungan badan dan kemonotonan dalam melakukannya, hingga seakan hanya dia saja yang bertanggung jawab melaksanakan aktivitas rutin ini.

Jiwa yang hilang tersebut boleh jadi diakibatkan oleh perasaan berdosa Anda. Seandainya kekuatan jiwa ini Anda berikan separuhnya kepada istri Anda dengan penuh kesabaran dan pemahaman terhadapnya seputar apa yang ia sukai dan tidak ia sukai, serta yang dapat membangkitkan gairahnya, juga kerja sama Anda berdua dalam rangka keluar dari terowongan gelap berupa keterasingan dan kebosanan, pasti Anda akan memperoleh hasil yang lebih baik bersama istri Anda dalam kenikmatan yang hakiki. Dengannya Anda dan istri akan merasa bahagia.

Oleh karena itu, pertama kali hendaklah Anda berdua memiliki bahasa bersama untuk saling memahami dan berbincang. Kemudian hendaknya kalian berdua mencapai sebuah solusi yang adil, di dalamnya masing-masing dari kalian memperoleh bagian besar dari apa yang diinginkannya. Sehingga, sesudah itu, hasilnya pun sangat menakjubkan, dengan izin Allah

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sudah Menikah tapi Masih Lakukan “Sendirian”, Bagaimana?

1 komentar: