Saturday 3 September 2016

Waspadalah, Bisa Jadi Sesuatu yang Kau Anggap Nasihat Justru Menyakiti Hati Orang Lain

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sering mendapat nasihat di komen status facebook atau sosial
media lainnya? Atau pernah dinasihati di depan banyak orang?

Waspadalah, Bisa Jadi Sesuatu yang Kau Anggap Nasihat Justru Menyakiti Hati Orang Lain


Bagi yang bermental baja, dinasihati di depan orang lain mungkin bukan masalah besar, akan tetapi tidak semua orang bisa menerima hal tersebut.

Apalagi dalam Islam pun menasihati memiliki adab-adabnya tersendiri, di antaranya adalah menasihati saat empat mata saja dengan yang bersangkutan.

"Tapi saya tidak apa-apa kok kalau dia membalas menasihati atau mengkritik saya di depan umum."

Pernyataan seperti itu sungguh tidak nyambung, ibarat Anda suka makan seafood, kemudian Anda memaksa teman Anda yang alergi seafood untuk turut memakannya seraya berkata, "Ini enak kok, saya saja bisa makan, kamu juga harus bisa..."

Oleh sebab itu, sekalipun Anda ingin menyampaikan kebenaran, sesuatu yang baik, tetap saja perlu memperhatikan cara penyampaiannya.

Yang paling utama adalah memastikan bahwa Anda menyampaikan nasihat tersebut empat mata saja, melalui jaringan pribadi (japri), jangan sampai diketahui oleh orang lain, itu jika Anda tulus menasihatinya.

Imam Syafi’i pernah bersyair tentang hal tersebut. Beliau sangat membenci nasihat di hadapan umum:

تعمدنيبنصحكفيانفراد * وجنبنيالنصيحةأمامالجماعة

فإنالنصحبينالناسنوع * منالتوبيخﻻأرضىاستماعه

“Kau membuatku menasihatimu empat mata, dan jauhkan aku dari nasihat di depan umum, karena nasihat di hadapan umum adalah penghinaan yang aku tak rela mendengarnya”

Jika Anda hanya sekadar ingin mempermalukan orang tersebut, atau pamer ketinggian ilmu Anda, silakan lakukan di komen status sosmednya atau di hadapan orang lain. Jangan kaget jika nasihat Anda tersebut malah membawa kebencian di hatinya, atau membuatnya terluka.

Kalaupun ternyata ia benar berubah lebih baik dengan nasihat Anda yang setengah membuli tersebut, jangan merasa berbangga hati karena Anda telah mengubahnya menjadi lebih baik, sangat mungkin perubahan itu disebabkan kelapangan hatinya untuk mau menerima nasihat yang mempermalukan tersebut. Wallahualam.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Waspadalah, Bisa Jadi Sesuatu yang Kau Anggap Nasihat Justru Menyakiti Hati Orang Lain

1 komentar: