Saturday 8 October 2016

Inilah Mengatasi Galau dan Kecemasan Karena Belum Menikah

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Galau dan cemas karena belum menikah bisa menandakan adanya iman,
tapi bisa jadi sebaliknya loh, galau karena ketiadaan iman.

Inilah Mengatasi Galau dan Kecemasan Karena Belum Menikah


Pernahkah merasa galau dan cemas karena belum menunaikan shalat saat sedang di perjalanan? Inilah galau yang disebabkan adanya iman. Khawatir tidak bisa mengerjakan shalat wajib karena kehabisan waktu di perjalanan.

Galau seperti ini bisa dihilangkan dengan adanya ilmu. Bagaimana maksudnya?

Ketika memahami bahwa ada keringanan shalat bagi orang yang berada dalam perjalanan, maka seharusnya tak usah lagi merasa cemas tho. Shalat bisa dijamak saat sampai di tujuan, atau bahkan bisa melaksanakan shalat di kendaraan jika sudah tahu ilmunya. Beres kan? Galau pun lenyap. In syaa Allah tetap bisa menunaikan shalat.

Kalau masih galau juga padahal sudah tahu ilmunya, ini namanya mempersulit diri sendiri atau mungkin yang bersangkutan memiliki kecemasan berlebihan, ini sejenis penyakit psikologis yang harus dihilangkan.

Yang paling parah adalah galau karena ketiadaan iman. Contohnya adalah berputus asa dari rahmat Allah.

"Allah pasti benci ke gue, Allah nggak bakalan maafin gue, jadi buat apa gue minta ke Allah?"

Kok bisa mikir gitu ya? Padahal rahmat dan ampunan Allah melebihi segala dosa makhlukNya. Fyi, putus asa dari rahmat Allah termasuk salah satu dosa terbesar loh.

Balik lagi ke kegalauan dan kecemasan karena belum menikah. Kalau kamu merasakan galau karena belum punya pasangan hidup, yuk cek... apa sih sebenarnya penyebab galaumu itu? Jangan sampai kegalauanmu itu berakar dari ketiadaan iman yaa...

Kita cek satu per satu penyebab galau :

1. Pengen Nikah tapi Belum Sanggup

Ini memang bakalan bikin galau. Udah pengeeeen tapi gak sanggup.

Akan tetapi perlu dikaji lebih jauh tidak sanggupnya di bagian mana, sekadar merasa belum siap? Belum mapan ekonomi? Atau ada persoalan lainnya?

Masalahnya, kalau tidak disanggupi, kapan sanggupnya?

Solusi sementara, perbanyak berpuasa dan segera mampukan diri. Yakin Allah akan memberi Pertolongan-Nya.

2. Gampang baper dan belum ikhtiar secara optimal

Ada orang yang galau belum menikah karena memang gampang baperan.

Lihat undangan nikah orang lain langsung baper.

Lihat Drama Korea yang romantis langsung baper lagi. "Seandainya aku sudah menikah..."

Nah, perlu sekali menghentikan kebiasaan berandai-andai seperti itu! Karena itu celah masuknya setan ke hati kita. Buat yang gampang baperan, stop juga nonton film romantis, jaga pandangan, jaga hati!

Stop stalking sosmednya Alvin atau pasangan so sweet lainnya. Itu kayak cari penyakit sendiri. Ibaratnya orang asma tapi malah sengaja maen ke tempat penuh debu.

Perbanyak puasa, tak hanya puasa perut, tapi juga puasa mata, dengan berhenti nonton film-film provokatif.

Yakinlah bahwa setiap usahamu untuk menjaga hati akan mendapat ganjaran dahsyat dari Allah.

Tapi jangan lupa usaha untuk berproses taarufnya yaa... Jodoh itu mirip-mirip sama rezeki, sudah diatur Allah, tapi kalau nggak diupayakan yaa bagaimana tho?

Pengennya diem di kasur aja trus ada emas sekaligus mas-mas jatuh ke kamar kita dari langit gitu? Sayangnya hukum alamnya tidak begitu, kita perlu ikhtiar dulu.

Kalau tidak mau ikhtiar sekarang, yaa jangan baperan kalau orang-orang yang memang duluan ikhtiar akhirnya satu-satu mendahului kita menggenapkan separuh dien.

Untuk perempuan, ikhtiarnya bisa dengan minta tolong ke guru ngaji atau teman terdekat, minta dikenalkan dengan laki-laki yang berakhlak baik.

Untuk laki-laki, ikhtiarnya yaa banyak, kan mau jadi imam keluarga: Pastikan harta yang engkau peroleh benar-benar dari pekerjaan halal, perbaiki bacaan quran makhrojul huruf dan tajwidnya, juga beranikan diri melamar perempuan yang memang kau anggap cocok untuk jadi ibu dari anak-anakmu kelak.

Selain ikhtiar yang sifatnya langsung, perlu juga ikhtiar yang sifatnya langitan, yakni perbanyak infaq shodaqoh. Sudah berapa banyak sedekah bulanan yang dikeluarkan? Ini juga ikhtiar yang perlu dilakukan.

Kalau sudah ikhtiar optimal, yaa tak perlu galau...

Buat yang sudah ikhtiar optimal tapi masih juga galau, berarti masih kurang tawakal sama Allah. Ingat, bukan ikhtiarmu itu yang mendatangkan jodoh loh yaa... ikhtiar itu memang kewajiban kita sebagai hamba yang lemah. Hasil itu haknya Allah. Allah berhak untuk kabulkan seketika, atau sepuluh tahun lagi, itu hak Allah. Jadi ikhtiar pamungkas adalah dengan bertawakal.

3. Penyakit psikologis

Ada juga orang yang galau dan amat cemas belum menikah karena memang punya penyakit psikologis cemas berlebihan.

Untuk menyembuhkannya perlu diterapi, terapi paling sederhana adalah tidak mengikuti rasa cemas tersebut.

Dulu saya punya penyakit cemas yang agak berlebihan, sebentar-sebentar cek hape di dalam tas. Sudah tahu jelas ada hape di tas, tetap saja dicek terus-menerus. Pernah juga nge-cek pintu. Atau nge-cek motor di parkiran. Capek kan ya? Cemaaaas terus sepanjang hari.

Akhirnya sekarang berusaha cuek saja, tidak dicek terus-terusan. Lambat laun hilang juga cemasnya.

Nah, begitu juga bagi Sahabat yang memiliki penyakit cemas berlebihan, tidak usah diikuti rasa cemasnya. Kalau diikuti terus takkan habis, sepanjang hidup akan cemas melulu.

Masih jomblo, cemas belum nikah. Pas udah nikah, cemas belum punya anak. Sudah punya anak, cemas belum punya rumah dan mobil. Hidupmu bakal diisi oleh kecemasan beruntun tak habis-habisnya. Mau begitu?

Stop segera kecemasan itu! Pertebal keimanan, tawakal pada Allah. Fokus pada ranah kita sebagai manusia, yakni ikhtiar terbaik.

Dulu untuk menepiskan rasa cemas (karena saya memang punya target nikah usia 19 tahun) maka saya fokus pada ikhtiar 100 kali taaruf. Jadi galau karena gagal taaruf pun hanya hitungan hari saja. Harus cepat berproses taaruf lagi. Alhamdulillah baru taaruf ke-sekian sudah bertemu jodoh.

Saya punya keyakinan saat ada kemauan pasti Allah tunjukkan jalan, jadi berikhtiar sambil husnudzhon pada Allah itu perlu. Karena ada juga tipe orang yang berikhtiar sambil tetap merasa cemas... Jangan-jangan itulah golongan selanjutnya:

4. Kehilangan keyakinan pada Allah

Ini cemas yang berbahaya. Yakni ketika seseorang tidak beriman pada Allah atau mengimani hal yang keliru tentang Allah, berprasangka buruk pada Allah.

"Allah nggak mungkin menciptakan pasangan untuk saya, mana ada yang mau sama saya."

Pernyataan seperti itu mengindikasikan rendahnya kepercayaan diri, dan penghinaan terhadap ciptaan Allah, yakni dirimu sendiri.

Separah apa sih dirimu sampai berprasangka demikian buruknya bahwa Allah takkan mampu menghadirkan seseorang yang tepat untukmu? Hey, ada milyaran manusia di bumi ini. Masa' iya tidak ada yang bisa menerimamu apa adanya?

Waspadai galau dan cemas karena tidak yakin pada keMaha Kuasaan Allah! Ingat... Allah mengikuti prasangka hambaNya.

Kalau kamu pikir takkan ada yang mau menikahimu karena kamu tua, karena kamu miskin, karena kamu jelek, yaa jangan marah kalau Allah kabulkan pikiranmu itu.

Belajarlah meyakini Allah dan keMaha KuasaanNya. Tidak hanya di bibir, tapi juga di hati dan sikap!

Ada kok pria cacat yang bertemu jodoh wanita normal, yang sebaliknya juga ada.

Ada kok pria miskin bertemu jodoh wanita kaya raya, sebaliknya juga ada.

Semua kembali pada seberapa besar keyakinanmu padaNya. Kalau sudah yakin dengan seyakin-yakinnya... Semestinya tidak ada lagi kata galau. Yang ada hanyalah keinginan untuk memaksimalkan ikhtiar.


Sumber : ummi-online.com

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Inilah Mengatasi Galau dan Kecemasan Karena Belum Menikah

1 komentar: