Wednesday, 12 October 2016

Mungkinkah? Pacaran Setelah Nikah

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Bagi orang awam pacaran setelah nikah mungkin ungkapan yang
membingungkan. Logikanya, bagaimana bisa padahal menurut kamus bahasa Indonesia pacaran lazimnya dilakukan sebelum menikah atau secara spesifik pacaran adalah proses penjajakan menuju jenjang pernikahan.

 Mungkinkah? Pacaran Setelah Nikah


Pacaran setelah menikah sebenarnya sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam. Seperti yang kita tahu dalam Islam tidak mengenal istilah pacaran atau proses penjajakan atau pengenalan apapun. Justru sebaliknya dalam Islam pacaran adalah sesuatu yang dilarang karena termasuk perbuatan zina.

Kata pacaran mulai dikenal sejak dunia memasuki masa modernisasi, tidak tahu darimana kata itu berasal yang pasti pacaran semakin membudaya dikalangan remaja yang menginjak dewasa. Para pelaku pacaran awalnya menerapkan aturan sendiri dimana pacaran adalah proses pengenalan pada pasangan (lawan jenis). Dalam Islam cara ini dianggap mengotori masa pubertas yang sebenarnya bisa diisi dengan aktivitas positif yang lebih bermanfaat.

Pacaran Bertentangan dengan Ajaran Islam. Bagaimana di Indonesia?
Seperti yang dibahas diatas pacaran adalah hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Lalu bagaimana dengan di Indonesia yang menjadikan pacaran seperti sebuah tradisi? Bukankah Indonesia sendiri merupakan negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia? Berkaca dari kondisi tersebut memang kenyataan ini sangat ironis. Minat remaja Indonesia terhadap pacaran yang begitu tinggi semakin menunjukkan bahwa kuantitas remaja Islam tidak seimbang dengan kualitas keislaman yang memadai. Jadi kepedulian terhadap kondisi keislaman di Indonesia semakin terkikis, ditandai dengan maraknya berpacaran yang dilakukan hampir seluruh remaja di Indonesia, apapun agamanya.

Cinta dan Nafsu Dalam Pacaran. Apa Bedanya?
Banyak yang berpendapat pacaran adalah nafsu yang berlindung dibalik “cinta”. Ketika cinta dan nafsu yang definisinya berbeda kemudian menjadi tersamarkan, mungkin ini awal mula seseorang jatuh dalam lingkaran pacaran. Masa pubertas merupakan masa transisi yang terjadi pada remaja, dimana dimasa tersebut mereka selalu ingin tahu dan cenderung meniru perilaku orang dewasa. Intinya remaja dimasa pubertas kondisi psikologisnya masih labil dan kadang tidak bisa dikontrol. Jadi jangankan pacaran setelah nikah, arti pacaran saja mereka tidak cukup paham.

Di masa pubertas remaja sangat rentan terpengaruh pergaulan yang bersumber dari lingkungan sekitarnya. Pada saat di lingkungan rumah, di lingkungan sekolah, dll terdapat banyak sekali contoh tidak baik, misalnya berpacaran, maka kondisi psikologis remaja banyak dipengaruhi pemahaman tentang pacaran itu sendiri. Lingkungan sering mengajarkan bahwa pacaran adalah perilaku wajar yang tidak memiliki dampak apapun apabila dijalani. Hal ini berbahaya dan bisa merusak kondisi psikologis remaja.

Pilih yang Benar, Bukan yang Dibenarkan
Di jaman yang serba kacau ini sebenarnya remaja sangat membutuhkan pencerahan. Mereka membutuhkan contoh yang baik sekaligus memberi pandangan ke depan yang benar, bukan “dibenarkan”. Mereka membutuhkan tuntunan yang membawa mereka menuju kehidupan hakiki, bukan tontonan yang menjerumuskan kedalam dosa besar.

Ketika berpacaran, banyak ‘ritual’ khusus yang biasanya dilakukan remaja. Dari mulai pegangan tangan, berpelukan, berciuman, hingga menjurus ke hal yang berlebihan. Dari banyak kasus yang terjadi, mulai dari tindak asusila hingga hamil diluar nikah semau berawal dari pacaran. Jadi hal yang dapat disimpulkan, banyak sekali dosa besar yang mungkin harus kita tanggung melalui jalan pacaran. Dalam Islam jangankan berzina, mendekati lawan jenis yang bukan mahrim saja dilarang. Jangankan berpegangan tangan, bahkan ketika bertemu lawan jenis kita harus menunduk.

Dari pembahasan diatas jelas bahwa pacaran dalam Islam termasuk hal yang dilarang karena identik dengan perzinahan yang menggiring pelakunya jatuh dalam dosa besar. Jadi dalam hal ini pacaran setelah nikah adalah opsi terbaik. Pacaran setelah nikah yang dimaksud biar kita penasaran terhadap arti pacaran yang memang seharusnya kita nikmati setelah menikah.


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Mungkinkah? Pacaran Setelah Nikah

1 komentar: