Wednesday 9 November 2016

Berbakti kepada Orang Tua Setelah Menikah, Bagaimana?

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Assalamu'alaykum, penulis hanya mengingatkan diri sendiri yang
sangat fakir.
Beberapa dari kita, ada yang setelah menikah dia malah menadi asing bagi kedua orang tuanya; tidak memedulikan mereka berdua sehingga dia mengurangi hak mereka berdua dan tidak menghargai mereka sebagaimana mestina.

Berbakti kepada Orang Tua Setelah Menikah, Bagaimana?


Bahkan, kereap kali dia lebih cenderung mematuhi istri daripada mematuhi keduanya. Bisa jadi pula dia merendahkan mereka berdua demi menyenangkan hati istrinya. Juga barangkali dia mengusir mereka berdua dari rumah (naudzubillah) dari rumah atau membiarkan keduanya di rumah berdua saja, padahal sangat butuh perhatiannya.

Tidak perlu disangka lagi, hal ini merupakan bentuk perbuatan durhaka terhadap orang tua; dikhawatirkan pelakunya menerima hukuman segera yang pasti mengeruhkan kejernihannya dan menyusahkan kehidupannya. Inilah salah satu amalan (durhaka kepada orang tua) yang balasannya langsung diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada pelakunya ketika masih di dunia.

Apalah yang bisa diharapkan dari seseorang yang menjadi asing bagi orang yang seharusnya menjadi orang yang paling dekat dengannya, menjadi pintu surganya, orang yang paling berhak atas bakti dan kasih sayangnya? (peringatan untuk para calon istri, carilah laki-laki yang konsisten mencintai orang tuanya, dan tetap berbakti kepadanya meski sudah menikah dengan anda.)

Jika dia menjadi asing bagi orang lain, itu masih lebih baik dari kondisi di atas. Laipula orang yang tidak ada kebaikannya kepada orang tua tidaklah mungkin mengandung kebaikan bagi istrinya, anaknya, atau siapapun. (catet)

Karena tiulah, putra yang shalih sepantasnya sungguh-sungguh berbakti kepada orang tuanya dalam segala kondisi. Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu kita para ikhwan yang shalih untuk terus menerus berbakti kepada orang tua kita.

1. Berdo'a
Ini dilakukan dengan berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'la dan membaguskan hubungan dengan-Nya serta memoon pertolongan untuk berbakti kepada orang tua. Jika Sang Khalik benar-benar beri orang pertolongan, niscaya setiap cita-cintanya yang sulit dimudahkan.begitu kalimat dalam sebuah syair.

2. Waspada terhadap perilaku yang membuat orang tua merasa kita menjadi berubah
Ketika perilaku anak berubah setelah menikah, maka demikian pula perilaku orang tua. SI putra ada kalanya tersibukkan dari orang tuanya, sementara orang tuanya terkadang menjadi ragu dan berprasangka yang bukan-bukan bahwa putra mereka telah berpaling dari mereka dan cenderung kepada orang lain (istri).

Porsi ibu lebih banyak dari pada ayah dalam hal ini. Maka selayaknya si putra tidak lalai dalam memahami hal ini. Sebaiknya dia sangat waspada dan berbuat sebisanya untuk tidak menunjukan perilaku yang membuat orang tuanya, terutama ibunya, merasa dia telah berpaling dari mereka.

Kita juga harus tahan terhadap celaan ibu kita. Sebab, setiap kali seorang ibu semakin dekat dengan putranya dan semakin mencintainya, pastilah sensitivitas dan celaannya semakin banyak pula. :) Semoga menjaga ibu,

3. Menambah bakti kepada orang tua
Hal ini bisa dilakukan dengan materi pun dengan non materi, misalnya, memberi mereka hadiah, mengunjungi mereka, senantiaa menghubungi mereka, menampakkan rasa cinta, baik tinggal satu rumah dengan orang tua ataupun di kediaman sendiri.

Ada baiknya si putra tidak mengharuskan dirinya melakukan perbuatan yang tidak sanggup dia lakukan secara terus-menerus. Karena, jika dia mulai melakukan perbuatan yang tidak bisa terus menerus dia lakukan, lantas berhenti melakukannya, bisa jadi itu ditafsirkan sebagai hal yang tidak baik dan malah berakibat buruk.

4. Tinggal di kediaman sendiri
buatlah istri merasa nyaman dirumahmu, jika tinggal dirumah ibumu membuat istrinya merasa kurang nyaman, maka ini bisa jadi awal petaka itu. yakni orang tua kita akan merasa berbeda bersikap dengan kita.

5. Jauhkan orang tua dari masalah rumah kita
Hal ini memerlukan keseriusan oleh suami, yakni dengan bersungguh-sungguh mencari solusi atas permasalahan rumah tangganya bersama istrinya dengan semangat kasih sayang tanpa diketahui kedua orang tuanya masing-masing. Sebab, hal itu bisa mengusik mereka. Apabila itu terpaksa dilakukan oleh si putra yang ingin berkonsultasi dengan kedua orang tuanya yang memang layak dimintai pendapat, tidaklah mengapa.
6. Bersungguh-sungguh mencocokkan antara orang tuanya dan istrinya.
untuk yang terakhir ini, akan kami jelaskan di tulisan berikutnya, Insya Allah..

semoga manfaat

Sumber : nikahmudanikah.blogspot

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Berbakti kepada Orang Tua Setelah Menikah, Bagaimana?

0 komentar:

Post a Comment