(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Khususnya para ayah, sadari bahwa tugas Anda bukan hanya menafkahi
istri dan anak! Andalah yang paling bertanggungjawab di akhirat kelak jika istri dan anak-anak Anda 'rusak' akhlak dan mentalnya.
Bahkan, kehilangan figur ayah bisa membuat anak terjerumus pada kegiatan penyimpangan seksual, baik seks bebas ataupun LGBT.
Hasil penelitian dari Konferensi Keluarga Indonesia, remaja yang bermasalah kebanyakan berasal dari keluarga tanpa ayah—85% remaja masuk penjara, 63% bunuh diri, 80% pelaku pemerkosaan, 85% penyimpangan tingkah laku. Na'udzubillah min dzalik.
Wahai ayah, berapa kali kah Anda memeluk anak-anak dalam sehari? Berapa lamakah Anda mendengarkan celotehan anak sekaligus bermain bersama mereka dalam sehari? Seberapa dekat hubungan Anda dengan putra-putri di rumah? Apakah mereka berani memberitahukan rahasia-rahasia kecilnya pada Anda?
Sungguh berat azab Allah jika Anda menyia-nyiakan anak titipanNya, dan hanya mengandalkan istri untuk mendidik anak. Sedangkan pendidikan istri juga merupakan tanggungjawab Anda.
Dari sekian banyak kasus penyimpangan seksual, terutama LGBT, jika ditelusuri lebih jauh pada diri pelaku maupun korban, sekitar 60% ada hubungannya dengan rasa haus akan figur ayah di masa kecil (Yayasan Peduli Sahabat, Agung Sugiarto).
Bahkan hasil penelitian lainnya 100% gay adalah disebabkan kehilangan figur ayah. Entah karena cara mendidik yang keras, ayah yang terlalu sibuk bekerja, atau justru karena pola asuh yang overprotektif.
Coba bayangkan kebanyakan pola asuh dan pendidikan saat ini: Anak usia 0 sampai 2 tahun pengasuhan full oleh ibu. Usia pre-school, 90% guru di sekolah-sekolah pre-school adalah perempuan. Usia TK, tenaga pendidik pun didominasi oleh guru perempuan. Usia SD, tenaga pendidiknya pun didominasi oleh guru perempuan. Di mana anak mendapatkan figur ayah?
Wahai Ayah, kembalilah ke rumah dan didik anak-anakmu agar menjadi putra dan putri yang penuh limpahan kasih ayah dan ibu.
Dan untuk ibu, jika memang tidak ada sosok ayah yang baik yang bisa diperkenalkan pada anak, maka dekatkan mereka pada om, paman, atau kakeknya. Agar figur ayah tidak 100% hilang.
Sumber : ummi-online.com
istri dan anak! Andalah yang paling bertanggungjawab di akhirat kelak jika istri dan anak-anak Anda 'rusak' akhlak dan mentalnya.
Bahkan, kehilangan figur ayah bisa membuat anak terjerumus pada kegiatan penyimpangan seksual, baik seks bebas ataupun LGBT.
Hasil penelitian dari Konferensi Keluarga Indonesia, remaja yang bermasalah kebanyakan berasal dari keluarga tanpa ayah—85% remaja masuk penjara, 63% bunuh diri, 80% pelaku pemerkosaan, 85% penyimpangan tingkah laku. Na'udzubillah min dzalik.
Wahai ayah, berapa kali kah Anda memeluk anak-anak dalam sehari? Berapa lamakah Anda mendengarkan celotehan anak sekaligus bermain bersama mereka dalam sehari? Seberapa dekat hubungan Anda dengan putra-putri di rumah? Apakah mereka berani memberitahukan rahasia-rahasia kecilnya pada Anda?
Sungguh berat azab Allah jika Anda menyia-nyiakan anak titipanNya, dan hanya mengandalkan istri untuk mendidik anak. Sedangkan pendidikan istri juga merupakan tanggungjawab Anda.
Dari sekian banyak kasus penyimpangan seksual, terutama LGBT, jika ditelusuri lebih jauh pada diri pelaku maupun korban, sekitar 60% ada hubungannya dengan rasa haus akan figur ayah di masa kecil (Yayasan Peduli Sahabat, Agung Sugiarto).
Bahkan hasil penelitian lainnya 100% gay adalah disebabkan kehilangan figur ayah. Entah karena cara mendidik yang keras, ayah yang terlalu sibuk bekerja, atau justru karena pola asuh yang overprotektif.
Coba bayangkan kebanyakan pola asuh dan pendidikan saat ini: Anak usia 0 sampai 2 tahun pengasuhan full oleh ibu. Usia pre-school, 90% guru di sekolah-sekolah pre-school adalah perempuan. Usia TK, tenaga pendidik pun didominasi oleh guru perempuan. Usia SD, tenaga pendidiknya pun didominasi oleh guru perempuan. Di mana anak mendapatkan figur ayah?
Wahai Ayah, kembalilah ke rumah dan didik anak-anakmu agar menjadi putra dan putri yang penuh limpahan kasih ayah dan ibu.
Dan untuk ibu, jika memang tidak ada sosok ayah yang baik yang bisa diperkenalkan pada anak, maka dekatkan mereka pada om, paman, atau kakeknya. Agar figur ayah tidak 100% hilang.
Sumber : ummi-online.com
0 komentar:
Post a Comment