(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Nafsu itu bawaan. Pemberian dari Allah Ta’ala yang tak bisa ditolak. Akan tetapi, nafsu memiliki kecenderungan menjerumuskan jika tidak dikendalikan. Begitu banyak keburukan seorang hamba yang sumbernya dari nafsu. Maka, nafsu harus dijaga. Nafsu kudu disalurkan pada jalan-jalan yang memang sudah disyariatkan oleh Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Mengingatkan tentang peluang jahatnya nafsu ini, banyak ulama yang telah menyampaikan nasihatnya. Penjelasan-penjelasan para ulama inilah yang menjadi salah satu penguat bagi kita agar tidak terjerumus dalam lubang binasa.
Imam al-Harits al-Muhassibi mengatakan, “Waspadailah lingkungan kelalaian, tipu daya musuh, nyanyian hawa nafsu, kebuasan syahwat, dan angan-angan jiwa.”
Menjelaskan makna nasihat ini, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah mengatakan, “Dengan sedikit menahan nafsu disertai dzikir kepada Allah Ta’ala dan memikirkan akibat dari menuruti dan mengikuti nafsu, pastilah terlahir kebahagiaan dan kemenangan.”
Jika berhasil merawat nafsu agar tidak menjadi sebab melakukan larangan Allah Ta’ala, lanjut Syekh asal Damaskus ini, “Allah Ta’ala akan melimpahkan keridhaan yang besar kepadamu, hatimu akan bersinar, rohmu akan melambung tinggi, imanmu akan bertambah, malaikat akan melindungimu. Anda akan merasakan embusan ruhani tingkat tinggi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Alangkah bahagianya. Alangkah mulianya. Alangkah nikmatnya.
“Oleh karena itu,” lanjut beliau bernada menguatkan, “berpegang teguhlah kepada Allah Ta’ala, niscaya Anda akan selamat.”
Jika kita bisa memenangkan pertarungan melawan nafsu syahwat yang jahat, maka malaikat akan berada di pihak kita. Malaikat akan membersamai kita. “Alangkah bagusnya jika Anda menang melawan syahwat. Para malaikat menjadi senang karena Anda. Mereka menyebut-nyebut dan membanggakan nama Anda.”
Sebaliknya, saat seseorang tersungkur dalam kalah dan salah, ketika dirinya diinjak dan diseret oleh jahat dan bengisnya nafsu syahwat, setan akan berada di pihaknya. “Alangkah jeleknya,” pungkas Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah menyampaikan penjelasan, “jika seseorang dikalahkan oleh syahwat. Setan akan menjadi senang karenanya. Kemurkaan Allah Ta’ala datang kepadanya.”
Hanya kepada Allah Ta’ala kita memohon kemenangan dan keselamatan dari buruknya setan dan hawa nafsu.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Sumber : kisahikmah.com/
Baca Juga : Na’udzubillah… Inilah Orang yang Menarik Ususnya Sendiri di Neraka
Mengingatkan tentang peluang jahatnya nafsu ini, banyak ulama yang telah menyampaikan nasihatnya. Penjelasan-penjelasan para ulama inilah yang menjadi salah satu penguat bagi kita agar tidak terjerumus dalam lubang binasa.
Imam al-Harits al-Muhassibi mengatakan, “Waspadailah lingkungan kelalaian, tipu daya musuh, nyanyian hawa nafsu, kebuasan syahwat, dan angan-angan jiwa.”
Menjelaskan makna nasihat ini, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah mengatakan, “Dengan sedikit menahan nafsu disertai dzikir kepada Allah Ta’ala dan memikirkan akibat dari menuruti dan mengikuti nafsu, pastilah terlahir kebahagiaan dan kemenangan.”
Jika berhasil merawat nafsu agar tidak menjadi sebab melakukan larangan Allah Ta’ala, lanjut Syekh asal Damaskus ini, “Allah Ta’ala akan melimpahkan keridhaan yang besar kepadamu, hatimu akan bersinar, rohmu akan melambung tinggi, imanmu akan bertambah, malaikat akan melindungimu. Anda akan merasakan embusan ruhani tingkat tinggi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Alangkah bahagianya. Alangkah mulianya. Alangkah nikmatnya.
“Oleh karena itu,” lanjut beliau bernada menguatkan, “berpegang teguhlah kepada Allah Ta’ala, niscaya Anda akan selamat.”
Jika kita bisa memenangkan pertarungan melawan nafsu syahwat yang jahat, maka malaikat akan berada di pihak kita. Malaikat akan membersamai kita. “Alangkah bagusnya jika Anda menang melawan syahwat. Para malaikat menjadi senang karena Anda. Mereka menyebut-nyebut dan membanggakan nama Anda.”
Sebaliknya, saat seseorang tersungkur dalam kalah dan salah, ketika dirinya diinjak dan diseret oleh jahat dan bengisnya nafsu syahwat, setan akan berada di pihaknya. “Alangkah jeleknya,” pungkas Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah menyampaikan penjelasan, “jika seseorang dikalahkan oleh syahwat. Setan akan menjadi senang karenanya. Kemurkaan Allah Ta’ala datang kepadanya.”
Baca Juga : Mudahnya Bangun Tahajud dengan Delapan Cara Ini
Hanya kepada Allah Ta’ala kita memohon kemenangan dan keselamatan dari buruknya setan dan hawa nafsu.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Sumber : kisahikmah.com/
0 komentar:
Post a Comment